Beranda | Artikel
Musim Semi Hatimu - Syaikh Muhammad al-Mayuf #NasehatUlama
Senin, 1 Agustus 2022

Musim Semi Hatimu – Syaikh Muhammad al-Ma’yuf #NasehatUlama

Anda, wahai para pengemban al-Qur’an,
Anda perlu untuk mendatangi al-Qur’an.

Benar, wahai Saudara-saudara, untuk menyirami kegalauan, apa? Kegalauan hati Anda.

Inilah kenapa Allah menyamakan al-Qur’an dengan hujan dalam beberapa ayat.

Allah berfirman: “Belum tibakah waktunya bagi orang-orang yang beriman,
untuk secara khusyuk mengingat Allah
dan mematuhi kebenaran yang telah diwahyukan.

Dan janganlah mereka menjadi seperti orang-orang yang telah menerima kitab sebelum itu,
di mana mereka melalui masa yang panjang sehingga hati mereka menjadi keras,
dan banyak di antara mereka menjadi orang-orang fasik.” (QS. Al-Hadid: 16)

Bagaimana ayat setelahnya, Saudara-saudara?
“Ketahuilah bahwa Allah yang menghidupkan bumi setelah matinya.” (QS. Al-Hadid: 17)

Apa hubungan antara menghidupkan bumi dengan al-Qur’an yang mulia,
dan antara ayat-ayat dalam al-Quran dengan hidup Anda?

Saudara-saudara, ini adalah metode tafsir.
Lihat apa sebelumnya,
dan konteks apa yang ada sebelum dan sesudahnya.

Apa hubungan antara suburnya kembali bumi setelah tandus
dan al-Qur’an serta hati mereka yang khusyuk?

Kita punya al-Qur’an, hati, hujan, dan bumi, apa hubungannya?

Ini adalah penyerupaan, wahai Saudara-saudara, yang oleh para ahli bahasa disebut dengan Tasybīh Ḍimnī (simile implisit),

di mana Tuhan kita ʿAzza wa Jalla menyerupakan antara datangnya al-Qur’an ke dalam hati dan pengaruhnya terhadap hati dengan turunnya hujan di atas tanah yang tandus dan pengaruhnya terhadap tanah tersebut.

Itulah mengapa salah satu sifat al-Qur’an yang tersebut dalam doa yang Maʾtsūr “… (Ya Allah) jadikanlah al-Qur’an yang agung sebagai …” apa? “… musim semi hati kami.”

Saudara-saudara, sisi keserupaan antara al-Quran dengan musim semi,
bahwa musim semi memiliki dua ciri khas, apakah itu?

Maksudnya musim semi secara hakikatnya.
Pertama, cuacanya yang sedang. sejuk cuacanya, dengan kehendak Allah, cuacanya sedang, tidak dingin atau panas.

Kedua, adanya tetumbuhan, bunga-bunga, pepohonan, burung-burung, dan hal-hal indah lainnya di musim itu.

Begitulah al-Qur’an yang menjadi musim semi bagi hati,
karena memberikan dalam hati rasa lapang, tenang, dan tentram. “Ketahuilah bahwa hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28)

Wahai Saudara-saudara, juga karena al-Qur’an akan menyemai dalam hati
dan menumbuhkan nilai-nilai keimanan dan keyakinan,
dan juga bermacam-macam ilmu dan pengetahuan.

Inilah sebabnya al-Qur’an diserupakan dengan hujan, sebagaimana dalam ayat ini.

Salah seorang guru kami—semoga Allah merahmatinya—bercerita kepadaku,
dia mengatakan bahwa di negerinya ada seorang non-muslim,

dia orang Nasrani yang ketika itu sedang bimbang hidup di tengah masyarakatnya, tinggal di negerinya atau di salah satu negara Nasrani.

Pada suatu hari—beliau menceritakannya dengan menyebut namanya—
dia singgah lalu naik taksi.

Sopir taksi itu memutar qari yang melantunkan al-Qur’an
dari siaran radio atau rekaman, karena ini cerita lama, Saudara-saudara.

Lalu, dia mendengarkan firman Allah Jalla wa ʿAlā: “Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk.”

“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.”

Katakanlah, “Telah diwahyukan kepadaku bahwa ada sekumpulan jin yang menyimak (al-Qur’an),
lalu mereka berkata, ‘Kami telah mendengarkan bacaan yang menakjubkan,
(yang) memberi petunjuk kepada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya,

dan kami tidak akan mempersekutukan Tuhan kami dengan sesuatu pun.’” (QS. Al-Jin: 1 – 2)

Orang ini termasuk pendakwah kepada agamanya,
seorang pendeta atau apalah namanya.

Ayat ini membuatnya merenung,
dan dia berkata, “Jin itu berkata bahwa al-Qur’an seperti itu,
sedangkan kita anak manusia bahkan tidak mau mendengarkannya?”

Lalu dia berkata, “Setelah kejadian itu Allah menganugerahiku hidayah lalu aku masuk Islam.”

Sebabnya apa, Saudara-saudara?
Demi Allah, satu ayat bisa mengubah kehidupan manusia, Saudara-saudara.

Hidup seseorang bisa berubah karena satu ayat dalam kitab Allah ʿAzza wa Jalla,
jika kita membaca al-Qur’an, merenungkan dan menadaburkannya.

Karena beda antara nasihat dari seorang manusia yang dia buat sendiri, dengan nasihat yang datang dari Tuhan seluruh manusia.

Dua hal ini berbeda, wahai Saudara-saudara.
Maka beri hati Anda nasihat dari al-Qur’an, karena itu adalah nasihat yang paling agung.

“Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepada kalian nasihat dari Tuhan kalian, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman.” (QS. Yunus: 57)

“Katakanlah, ‘Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan.’” (QS. Yunus: 58) … bergembira … wahai Saudara-saudara. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan.’” (QS. Yunus: 58)

====

وَأَنْتَ يَا صَاحِبَ الْقُرْآنِ

تَحْتَاجُ أَنْ تَرِدَ علَى الْقُرْآنِ

نَعَمْ لِتُرْوِيَ غَمَّاءَ مَاذَا يَا إِخْوَانُ؟

غَمَّاءَ قَلْبِكَ

وَلِهَذَا شَبَّهَ اللهُ الْقُرْآنَ بِالْمَطَرِ فِي آيَاتٍ

فَقَالَ: أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آمَنُوا

أَنْ تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللهِ

وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ

وَلَا يَكُونُوا كَالَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلُ

فَطَالَ عَلَيْهِمُ الْاَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوْبُهُمْ

وَكَثِيرٌ مِنْهُمْ فَاسِقُونَ

أَيشْ الْآيَةُ الَّتِي بَعْدَهَا يَا إِخْوَانُ؟

اعْلَمُوا أَنَّ اللهَ يُحْيِي الأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا

مَا عَلَاقَةُ حَيَاةِ الْأَرْضِ بِالْقُرْآنِ الْكَرِيمِ؟

الْآيَاتُ فيِ الْقُرْآنِ بِحَيَاتِكَ؟

فَهَذِهِ يَا إِخْوَانُ طَرِيقَةُ التَّفْسِيرِ

انْظُرْ إِلَى مَا قَبْلَهَا

وَالسِّيَاقُ الَّذِي قَبْلَهَا وَالَّذِي بَعْدَهَا

مَا الْعَلَاقَةُ بَيْنَ إِحْيَاءِ الْأَرْضِ بَعْدَ مَوْتِهَا

وَالْقُرْآنُ وَأَنْ تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ؟

لَدَيْنَا الْقُرْآنُ وَالْقُلُوبُ

وَلَدَيْنَا الْمَطَرُ وَالْأَرْضُ أَيشْ الْعَلَاقَةُ؟

فِيهِ تَشْبِيهٌ يَا إِخْوَانُ

مَا يُسَمِّيهِ عُلَمَاءُ اللُّغَةِ التَّشْبِيهَ الضِّمْنِيَّ

حَيْثُ شَبَّهَ رَبُّنَا عَزَّ وَجَلَّ وُرُودَ الْقُرْآنِ

عَلَى الْقُلُوبِ وَتَأْثِيرَهُ فِيهَا

بِنُزُولِ الْمَطَرِ عَلَى الْأَرْضِ الْمُجْذِبَةِ وَتَأْثِيرِهِ فِيهِ

وَلِهَذَا كَانَ مِنْ أَوْصَافِ الْقُرْآنِ فِي الدُّعَاءِ الْمَأْثُورِ

أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ الْعَظِيمَ… أَيشْ؟

رَبِيعَ قُلُوبِنَا

وَجْهُ تَشْبيْهِ الْقُرْآنِ بِالرَّبِيعِ يَا إِخْوَانُ

فَفَصْلُ الرَّبِيعِ يَتَّسِمُ بِصِفَتَيْنِ مَا هُمَا؟

الرَّبِيعُ الْحَقِيقِيُّ يَعْنِي الرَّبِيعُ…

أَوَّلًا اعْتِدَالُ الْجَوِّ

اعْتِدَالُ الْجَوِّ الْجَوُّ مُعْتَدِلٌ مَا شَاءَ اللهُ

لَا بَارِدَ وَلَا حَارَّ

الْاِثْنَيْنِ النَّبَاتَاتُ وَالْأَزْهَارُ وَالْأَشْجَارُ

وَالْأَطْيَارُ وَالْأَشْيَاءُ الْجَمِيلَةُ فِيهِ

فَهَكَذَا الْقُرْآنُ رَبِيعُ الْقُلُوبِ

مَا يُورِثُهُ فِي الْقَلْبِ مِنْ رَاحَةٍ وَسَكِينَةٍ وَطُمَأْنِينَةٍ

أَلَا بِذِكْرِ اللهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

وَمَا يُنْبِتُهُ فِي الْقُلُوبِ يَا إِخْوَانُ

وَمَا يُنْبِتُهُ فِي الْقُلُوبِ مِنْ مَعَانِي الْإِيمَانِ وَالْيَقِينِ

وَأَنْوَاعِ الْمَعَارِفِ وَالْعُلُومِ أَيْضًا

وَلِهَذَا شُبِّهَ بِالْغَيْثِ كَمَا فِي هَذِهِ الْآيَةِ

يَذْكُرُ لِي أَحَدُ أَسَاتِذَتِنَا يَرْحَمُهُ اللهُ

يَقُولُ: كَانَ فِي بِلَادِهِ رَجُلٌ غَيْرُ مُسْلِمٍ

نَصْرَانِيٌّ وَكَانَ لَمَّا كَانَ عِنْدَ قَوْمِهِ وَكَانَ يَتَرَدَّدُ

بَيْنَ بَلَدِهِ وَبَيْنَ إِحْدَى بِلَادِ النَّصَارَى

فَالْيَوْمُ مِنَ الْأَيَّامِ ذَكَرَهُ بِاسْمِهِ

نَزَلَ وَرَكِبَ تَكْسِي سَيَّارَةً

وَكَانَ مَعَ صَاحِبِ السَّيَّارَةِ الْأُجْرَةِ قَارِئٌ يَقْرَأُ

فِي إِذَاعَةٍ وَتَسْجِيلٍ كَانَ ذَاكَ قَدِيمًا يَا إِخْوَانُ

قَالَ فَمَرَّ عَلَى قَوْلِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ أَعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

بِسْمِ اللهَ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

قُلْ اُوْحِيَ إِلَيَّ أَنَّهُ اسْتَمَعَ نَفَرٌ مِّنَ الْجِنِّ

فَقَالُوا إِنَّا سَمِعْنَا قُرْآنًا عَجَبًا

يَهْدِي إِلَى الرُّشْدِ فَآمَنَّا بِهِ

وَلَنْ نُشْرِكَ بِرَبِّنَا أَحَدًا

الرَّجُلُ يَعْنِي مِنَ الدُّعَاةِ إِلَى دِينِهِ

قِسِّيسٌ أَوْ لَمَا كَانَ

فَاسْتَوْقَفَتْهُ الْآيَةُ

وَقَالَ: هَؤُلَاءِ الْجِنُّ يَقُولُونَ أَنَّ الْقُرْآنَ هَكَذَا

وَنَحْنُ بَنِي الْبَشَرِ لَا نُرِيدُ أَنْ نَسْمَعَ

حَتَّى قَالَ: فَمَا هُوَ إِلَّا مَنَّ اللهُ عَلَيَّ بِالْهِدَايَةِ وَأَسْلَمْتُ

بِسَبَبِ أَيشْ يَا إِخْوَانُ؟

واللهِ آيَةٌ تُغَيِّرُ حَيَاةَ الْبَشَرِ يَا إِخْوَانُ

تُغَيِّرُ حَيَاةَ بَشَرٍ آيَةٌ مِنْ كِتَابِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ

لَوْ قَرَأْنَا الْقُرْآنَ وَتَأَمَّلْنَا فِيهِ وَتَدَبَّرْنَاهُ

فَرْقٌ بَيْنَ مَوْعِظَةٍ يَكُونُ مِنْ وَاحِدٍ مِنَ النَّاسِ

صَادِرَةٌ عَنْهُ وَبَيْنَ مَوْعِظَةٍ تَأْتِي مِنْ رَبِّ النَّاسِ

شَتَّانَ بَيْنَ هَذِهِ وَهَذِهِ يَا إِخْوَانُ

فَعِظُوا قُلُوبَكُمْ فِي الْقُرْآنِ

فَهُوَ أَعْظَمُ مَوْعِظَةٍ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ

وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ

قُلْ بِفَضْلِ اللهِ وَبِرَحْمَتِهِ

فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ

فَلْيَفْرَحُوْا يَا إِخْوَانُ

هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ


Artikel asli: https://nasehat.net/musim-semi-hatimu-syaikh-muhammad-al-mayuf-nasehatulama/